Thursday, April 16, 2009

Ujian, buat apa?

Ngomong-ngomong, ini kali pertamanya saya post di blog pakai bahasa Indonesia. Bukannya sombong atau apa, tapi justru karena saya takut terlanjur dibilang aneh. Orang Indonesia, kok enggak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar, waktu disuruh mengungkapkan pikirannya. Padahal bahasa Indonesia, kan seharusnya menjadi bahasa ibu saya.

Kan, baru satu paragraf, saya sudah merasa enggak berguna. Inilah salah satu kesulitan saya, karena kuliah di luar negeri. Aduh, ini betul-betul bukan sombong atau apa, sekali lagi. Lagipula, asal tahu saja, kebanyakan di sini saya juga berbicara bahasa Indonesia. Roommate juga orang Indonesia, kok. Tapi, kalau giliran presentasi, atau buat surat, atau mengungkapkan pikiran dengan agak resmi dalam bahasa Indonesia, jadi aneh. Padahal, bahasa Inggris juga bukannya mantap mantap amat. Lihat post-post saya sebelumnya kan?

Yah, anyway. Besok saya ujian. Tepatnya nanti pagi, jam 9. Tapi sekarang ini lagi jenuh, suntuk rasanya pikiran. Daritadi teman saya: kertas-kertas, stabilo, pen hitam. Yang agak menggembirakan, mungkin apa yang dibilang seorang teman sebagai cemilan obsesi saya: Biskuat. Atau hiburan sepanjang masa yang toh, entah kenapa hari ini juga tidak terlalu menghibur: Facebook. Akhirnya, jadi muncul keinginan tidak lazim seperti ini: mau nge-post di blog dalam bahasa Indonesia.

Intinya, saya mau bertanya, ujian itu buat apa? Semua siswa, dari SD sampai universitas pasti pernah bertanya yang sama juga, kan. Kalau sekolah, ya semua orang tahu gunanya, untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan. Meskipun, ada juga beberapa yang sekolah tapi tidak dapat apa-apa. Tapi, ujian? Yah, sederhananya, ujian itu untuk menguji, seberapa banyak dari pengetahuan yang pernah diajarkan, yang masuk ke otak kita. Bagi yang bisa mengerjakan ujiannya, mereka disebut siswa-siswa pintar. Berarti, mereka mengerti apa yang dipelajari. Nantinya, dapat transkrip nilai bagus dan diharapkan bisa menerapkan apa yang sudah mereka dapatkan.

Nah, bagi beberapa orang, ujian itu sendirilah yang menjadi ajang untuk memaksa diri belajar. Kemudian, berharap agar bisa mengerjakan ujian juga. Ya, mungkin beberapa bisa. Apalagi dengan tekad yang bulat belajar semalaman. Dapat nilai bagus, tapi kemudian lupa semua. Mungkin inilah salah kaprahnya. Ujian, untuk mendapatkan suatu bukti hitam di atas putih bahwa kita bisa. Padahal seharusnya, ujian itu hanya salah satu bagian dari proses belajar itu sendiri. Ya, kan?

2 comments:

  1. ga perlu yah exam ituuuu...ahahahaha..i want an atmosphere of exam-free..nuahahahahah

    ReplyDelete
  2. Windy.. kmu itu meng-abuse banget siiiyy xD sadarlah nak.

    ReplyDelete