Pernah engga merasa selalu engga cukup pantas untuk menjadi 'seseorang'? Engga cukup pantas untuk mendapatkan sesuatu, atau engga cukup pantas untuk menyayangi atau disayangi?
Saya menyadari adanya 2 ekstrim dalam diri setiap orang. Yang satu, adalah perasaan cepat puas, yang akhirnya mengakibatkan kita enggan menantang diri sendiri untuk melakukan hal yang lebih besar lagi, yang lebih sulit lagi, yang lebih mustahil lagi. Sementara ekstrim yang lain adalah perasaan yang justru engga pernah puas dengan diri sendiri. Seringkali kita jadi orang perfeksionis yang berlebihan waktu kita menghadapi diri sendiri. Merasa diri engga cukup baik, engga cukup bagus, engga cukup mampu; dan kita selalu menaruh standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri. Dan pada akhirnya, kita frustrasi karena kita merasa selalu engga cukup sempurna.
Padahal ya, kita -manusia memang engga sempurna, kok. Jadi, menurut saya, santai aja deh. Dan saya mau menghibur yang pernah berpikir seperti itu. Saya juga pernah berusaha untuk engga pernah salah dalam segala hal, saya pernah berusaha untuk menjadi sempurna tanpa cacat cela dalam segala sesuatu, saya pernah berusaha untuk memenuhi semua yang saya kira sebagai tuntutan orang-orang terhadap diri saya. Tapi ternyata kalau direnungkan lagi, sebenarnya semua itu sama sekali bukan tuntutan orang lain; semua itu sebenarnya tuntutan diri saya sendiri untuk memenuhi standar yang saya buat, untuk menjadi cukup sempurna.
Jadi, saran saya, cintai aja diri sendiri. Seperti idiom yang sering kita dengar, nobody is perfect. Itu bukan cuma kata-kata klise, tapi itu memang perlu kita sadari untuk membuat kita sedikit lega, karena ternyata kita memang engga perlu sempurna-sempurna amat. But that we are all beautifully imperfect. Ketidak sempurnaan yang kita punya, justru akan membuat kita menjadi semakin menarik. Kekurangan kita membuat kita justru menyadari, bahwa kita perlu menyayangi dan disayangi.
No comments:
Post a Comment