Kali terakhir saya pulang ke Jakarta awal Mei yang lalu, saya ketemuan sama teman-teman SD. Rasanya udah lama banget engga pernah ketemu lagi sama mereka. Has been like, 10 years? Nah, pas ketemu, semua orang udah keliatan beda. Ada yang mukanya berubah, rambutnya berubah, tingginya berubah, gayanya berubah, badannya berubah, macam-macam perubahan pokoknya. Ya, change is the only constant in life, right? Tapi satu hal yang saya agak heran, waktu ketemu mereka I felt like home. Maksudnya, sekalipun udah 10 tahun engga pernah ketemu lagi, kita kayak engga ada canggung-canggungnya. Malahan rasanya kayak mereka adalah teman-teman yang udah sehari-hari bersama saya.
Kemudian baru saya sadar, alasan kenapa saya engga ngerasa asing sama mereka sekalipun udah 10 tahun engga ketemu. Alasan kenapa waktu berada di tengah-tengah mereka, saya ngerasa nyaman. Alasan kenapa saya bahkan merasa diingatkan lagi, artinya persahabatan.
Karena persahabatan yang kita mulai lebih dari 10 tahun yang lalu itu, kita mulai waktu kita masih putih polos. Waktu kita jadi teman tanpa adanya alasan apapun; bukan latar belakang, bukan kesamaan pikiran, bukan untung rugi. Waktu kita belum dipusingkan dengan berbagai kesibukan, kompleksitas pemikiran, dan berbagai pertimbangan. Waktu kita belum terkontaminasi sama pikiran-pikiran negatif, pengalaman-pengalaman menyakitkan, dan berbagai keahlian manipulasi yang diajarkan sama dunia ini sebagai pertahanan diri. Waktu yang ada dalam pikiran kita hanya bahwa punya teman itu, bisa menemani main. Dan bahwa sendirian itu engga enak. It's just simply because of our tendency to be attached to the others; hardly with any additional reasons. Dan ini sebabnya; karena pengalaman persahabatan yang saya punya sama mereka dulu adalah pengalaman yang murni. Dan bukankah itu yang kita cari?
Salah satu teman saya ada yang bilang, let's be childish. Well, saya engga setuju sama sekali sama pemikiran itu. People do change, and change is the evidence that we are growing, that we are getting more mature. Mungkin lebih tepat, kalau saya bilang, let's NOT be childish in our way of thinking; but let's be like a child again in our heart. Waktu motif kita masih murni, waktu alasan dari persahabatan kita adalah persahabatan itu sendiri.
Other things may change us; but we start and end with family.
- Anthony Brandt
No comments:
Post a Comment